Info Terkini :

SMK Negeri 3 Tegal
Jl. Gajahmada 72 D Tegal 52113

Powered by Blogger

Sabtu, 30 Mei 2009

Berbahayakah Lampu TL?

Selama ini pemerintah kurang mensosialisasikan bahaya lampu TL atau yang sering kita sebut lampu “neon”. Masalahnya lampu hemat energi yang selama ini digalakkan oleh pemerintah tidak dibarengi oleh informasi penting mengenai bagaimana mengelola limbah lampu TL. Padahal setidaknya sekali dalam setahun kita mengganti lampu TL di rumah kita, apakah itu karena sudah rusak (akibat bocor) atau karena pecah (nah ini lebih berbahaya).

Lampu TL mengandung sampai 5 miligram MERCURY (dalam bentuk uap atau bubuk).Uap raksa ini menkonversi energi listrik menjadi cahaya ultraviolet sehingga substansi fosfor pada tabung menjadi berpendar.

Inilah bedanya lampu pijar dan lampu TL kalau lampu pijar (bohlam) menyala karena adanya tahanan di kumparan tungstennya tetapi kalau lampu TL itu menyala karena BERPENDAR. Beda lo antara PIJAR dan BERPENDAR? untuk berpendar hanya membutuhkan sedikit energi, makanya lampu TL wattnya kecil.

Sudah tahu dong kalau beberapa miligram Mercury/ Uap Raksa saja bisa meracuni metabolisme tubuh manusia, apalagi bila terkespos pada anak-anak bisa menurunkan IQ dan berdampak panjang pada usia lanjut. Uap raksa ini adalah neurotoksin/racun yang sangat berbahaya dan berakibat fatal pada otak dan ginjal.

Pemerintah Amerika berargumen penggunaan lampu TL dapat menghemat energi 2/3 pembangkit listriknya. Cukup signifikan memang dibanding dengan penggunaan lampu pijar yang menkonsumsi banyak daya. Lampu TL sampai saat ini masih menggunakan Mercury karena memang belum ada pengganti sebaik mercury.

Sekarang bagaimana bila kita tidak sengaja memecahkan lampu TL dalam suatu ruangan? berikut ada beberapa langkah yang diadopsi oleh EPA (Agen Lingkungan Amerika):

1.Sebelum membersihkan buka semua ventilasi ruangan (jendela, pintu) dan tinggalkan ruangan paling tidak 15 menit.

2.Matikan semua sistem ventilasi yang menggunakan kipas termasuk AC.

3.Bila lampu pecah di permukaan seperti lantai, ambilah pecahan kaca menggunakan kertas yang agak kaku atau karton dan tempatkan di kantong plastik.

4. Gunakan selotip atau isolasi untuk mengambil sisa-sisa remah-remah kaca.

5.Seka lantai dengan lap basah dan buang di kantong plastik.

6.Jangan sekali-kali menggunakan sapu atau vacuum cleaner untuk membersihkan pecahan kaca, karena akan memperluas sebaran debu serbuk merkuri.

7. Segera buang kantong plastik yang tutup rapat dengan membuangnya sejauh mungkin. (Kalo diluar negeri pembuangan sampah khususnya limbah lampu TL diatur secara ketat, bahkan ada recycling center khusus lampu TL ini)

8. Cuci tangan anda. Kabar baiknya Lampu TL akan segera diganti dengan Lampu LED, karena lampu LED ini bebas dari Merkuri dan bahkan lebih hemat dari TL. Lampu LED sudah banyak beredar di pasaran untuk kebutuhan lampu senter dan lampu Emergency.

sumber:
http://science.howstuffworks.com/cfl-mercury.htm
http://news.softpedia.com/news/Why-a…us-83131.shtml
http://www.msnbc.msn.com/id/23694819/

Tidak ada komentar: