Info Terkini :

SMK Negeri 3 Tegal
Jl. Gajahmada 72 D Tegal 52113

Powered by Blogger

Jumat, 21 Agustus 2009

Mengapa Twitter Jadi Populer?


Twitter makin populer saja. Dulu sangat sulit membayangkan aplikasi online semacam ini bisa populer. Ide dasar layanan online ini sangat sederhana, bahkan terlalu sederhana. Bagaimana bisa populer? Namun diluar dugaan banyak pengamat (termasuk saya), ternyata aplikasi web ini menjadi sangat populer dan bisa mengubah pola hidup kita. Contoh terakhir adalah saat kerusuhan di Iran menyusul hasil pemilihan umum yang dianggap tidak benar. Twitter menjadi media informasi terdepan yang menampilkan update terkini up-to-second (bukan up-to-date lagi) dari garis depan di Iran sana. Bahkan pemerintah Amerika Serikat konon sampai meminta Twitter agar menunda jadwal off untuk maintenance saat lagi hangat-hangatnya kerusuhan di Iran agar dunia bisa tetap mengikuri berita dari sana.

Saya sudah lama jadi member di Twitter, tapi terus terang saja tidak punya "clue" sama sekali mau dipakai untuk apa aplikasi ini? Twitter di pandangan saya hingga beberapa bulan lalu adalah sekedar suatu "shoutbox" raksasa dimana semua orang bisa teriak apa saja dan dilihat oleh orang sedunia, baik melalui instant access ke situs utamanya atau dengan berlangganan tweet seseorang (di Twitter disebut "follow"). Jadi kalau orang tersebut "teriak" kita akan diberitahu. Ada-ada saja...

Saya berpendapat paling banter akan populer bagi para selebriti yang rajin tweeting kemudian di-follow oleh para penggemarnya. Ternyata tidak demikian saja perkembangannya.

Kita bisa search Twitter untuk melihat perkembangan trend info atas suatu hal. Ini satu fitur yang mungkin bisa sangat bermanfaat dalam mengkuti perkembangan dunia. Karena Twitter bukan menampilkan content info yang panjang dan formal, tapi berupa "celetukan-celetukan" yang bersifat instant, maka intensitas "teriakan" sangat tinggi, termasuk teriakan-teriakan yang serius dan memiliki nilai berita tinggi. Hasil search di Twitter mengenai Michael Jackson saat heboh wafatnya ybs ternyata memiliki "nilai" sangat tinggi dan bisa menyaingi hasil search engine serius seperti Google. Kita bisa mendapatkan "aroma" atau "keadaan terkini" secara real time terhadap apa yang dipikirkan, didiskusikan oleh dunia langsung dari "teriakan-teriakan" para member Twitter. Kalau search di Google misalnya, kita akan mendapatkan info lengkap, namun tidak bersifat "terkini" dan sulit mendapatkan gambaran cepat atas apa yang sedang terjadi.

Di era information overloaded seperti saat ini, kebutuhan ini jadi prioritas. Tidak ada cukup waktu untuk membaca detail satu per satu informasi kecuali untuk info yang memang kita butuhkan dalam bentuk detail. Twitter adalah salah satu solusi cepat untuk itu. BahkanGoogle News yang revolusioner pun tidak akan mampu menarik minat pengunjung seperti Twitter yang sangat sederhana ini.

Hal ini didorong juga oleh berkembangnya penetrasi telepon seluler ke seluruh dunia. Tweeting dan menulis celetukan maksimum 160 karakter di Twitter menjadi sangat mudah karena bisa dilakukan dari ponsel langsung. Dibanding blogging yang harus menulis panjang, tweeting bisa pendek-pendek dan sering.

Maka meledaklah Twitter... meledak jumlah orang yang "teriak-teriak", meledak juga yang membacanya...

Saya pun termasuk yang kaget dengan perkembangan Twitter ini. Hari ini tanpa pernah melakukan update serius di account Twitter saya, sudah ada 17 orang yang follow saya di Twitter. Makanya saya jadi terpicu untuk mendalaminya dan lebih sering update. Paling tidak atas tulisan-tulisan di blog saya.

Tidak ada komentar: