Teaching Industri SMK dalam : - Menciptakan SDM Unggul (Siap Kerja, Cerdas, & Kompetitif)
- Membantu Perkembangan Perekonomian Indonesia Direktorat Pembinaan SMK (Dit. PSMK) - Departemen Pendidikan Nasional, menerapkan konsep Teaching Industri dengan latar belakang sebagai berikut: 1. Sekitar 250jt Penduduk Indonesia merupakan pasar potensial bagi produk2 seperti otomotif (motor, mobil, dll), komputer/laptop, handphone, daging, susu, dll 2. Namun ternyata pemenuhan barang2 tersebut diorder dari supplier2 yang mengimpor dari luarnegeri (china, dll) 3. Alhasil potensi Pasar tersebut tidak memberikan efek positif yang signifikan terhadap perekonomian indonesia, karena perputaran uang lari keluar negeri dan sama sekali tidak menimbulkan penyerapan tenaga kerja yg signifikan karena proses produksi/manufaktur dilakukan di luar negeri. 4. Dit. PSMK mempunyai tupoksi menjadikan SMK sebagai salah satu tulang punggung pergerakan ekonomi bangsa dengan menciptakan lulusan SMK yang siap kerja, cerdas, dan kompetitif 5. Dit. PSMK berpotensi kompetitif, data tahun 2008 menjunjukkan: alokasi anggaran sekitar 2triliun/th), mempunyai 7.800 SMK, 175rb guru & 3,29jt siswa, SMK rata berlahan 2Ha (khusus SMK Pertanian antara 15-30Ha), bergerak di 121 bidang garapan (pertanian, seni, laut, mesin, otomotif, IT, dll) 6. Kebijakan Pemerintah akan memutar balik rasio siswa SMK:SMA, yang semula 30:70 (th2004) dan pada akhirnya menyampai rasio 70:30. Posisi 2008 rasio siswa SMK:SMA mencapai 46:53, dan ditargetkan sd th2014
mencapai rasio 67:33 Dengan latar belakang tersebut, Dit. PSMK mencoba menerapkan konsep Teaching Industri, yaitu suatu konsep share Sumber Daya dalam rangka mengoptimalkan sumber daya yang tersedia demi mencapai kebermanfaatan
yang dapat dirasakan oleh banyak pihak dalam berbagai sektor. Teaching Industri SMK, mengajak kepada semua Industri membantu Dit. PSMK menciptakan SDM SMK yang Siap Kerja, Cerdas, dan Kompetitif, dengan membuat proses Industri berlangsung di SMK, melibatkan unsur SDM SMK ( terutama Siswa) sebagai sarana praktek real bagi siswa, menggunakan sarana-lahan-anggaran praktek SMK untuk membuat produk industri real (motor, komputer, laptop, engine, cnc, dll) yang siap
dipasarkan. Dengan Pengembangan Program Teaching Industri ini, benefit yang diambil adalah: 1. Bagi SMK: Dapat diperoleh lulusan SMK yang benar2 sudah pengalaman industri real, sehingga benar2 siap kerja, cerdas, dan kompetitif 2. Bagi Industri: Dapat biaya ongkos produksi murah dengan tetap terjaga kualitas(?), karena proses produksinya merupakan bagian dari pembelajaran yang terawasi kualitasnya, sehingga over headnya bisa ditekan mendekati Rp. 0 (nol rupiah) 3. Bagi Perekonomian Indonesia: Dapat mengurangi mengalirnya uang ke luar negeri, sehingga uang berputar didalam yang mengakibatkan peningkatan perekonomian nasional. 4. Bagi Produk Indonesia: Tercipta Produk sangat Murah yang dapat bersaing di pasaran.
5. Bagi..(?) dll...(?) Dengan pemanfaatan bersama antara fungsi pendidikan dengan fungsi industri, terjadi efisiensi sumber daya yang cukup besar, yang salah satu keuntungan besarnya adalah dapat menciptakan produk dengan harga murah (karena sdm Rp. ~0, sewa lahan Rp. ~0, sewa ruang Rp. ~0, sewa
alat Rp. ~0, biaya energi Rp. ~0). Dit. PSMK bahkan siap mengalokasikan anggaran untuk memenuhi standar peralatan dan ruang yang dibutuhkan oleh industri untuk memanufaktur suatu produk, dan juga alokasi anggaran untuk peningkatan kualitas SDM
seusai yang dipersayaratkan industri, sesuai kesepakatan bersama. Industri akan bertanya bagaimana dg kualifikasi SDM SMK (Siswa &
Gurunya)? Tentunya industri minta yang kualified agar bisa terjadi proses produksi yang efektif dan efisien untuk menciptakan produk yang berkualitas sesuai yang dipersyaratkan. tentu tidak bisa dipungkiri bahwa siswa SMK ada yg sdh kualified & ada yg belum, ini tidak boleh dibiarkan, ini adalah tugas Institusi SMK u membuat SDM mjd kualified sesuai dgn yg dibutuhkan industri (walaupun tidak bisa sampai 100%
akan tetapi, bisa mendekati) Caranya bagaimana? industri tentu punya kualifikasi/kriteria SDM yang bisa menjalankan proses produksi/bisnis/manufaktur terkait produknya. Dari kualifikasi itu, kita breakdown kedalam Kurikulum yang ada sebagai konsentrasi pengayaan keahlian untuk peningkatan kualitas siswa SMK (sebagai informasi, kurikulum sekarang adalah kurikulum berbasis satuan pendidikan dimana masing2 SMK bisa menambahkan penekanan/konsentrasi sesuai yang diperlukan). SDM Industri bisa melatih guru-guru SMK bagaimana menguasai hal tersebut dan bagaimana menciptakan SDM yang bisa menguasai hal itu (Pemerintah mempunyai alokasi anggaran untuk peningkatan kualitas guru yang dipersyaratkan o Industri partner). Dan sangat terbuka sekali apabila SDM industri berkenan menjadi bagian pengajar di SMK, dit. PSMK sangat senang
sekali mendapat bantuan tersebut. Untuk lebih meyakinkan Bisa dibuat program masa produktif Siswa adalah di th ke4, dimana siswa sudah menerima semua kompetensi2 yang harus dikuasai selama 3th. siswa yg ikut serta produksi kita persyaratkan harus lulus test kompetensi sesuai yang dibutuhkan
indutri partner. so SDM tidak perlu dikhuawatirkan.
Lalu bagaimana Pasarnya? Pada th2008: SMK mengadakan sekitar 8.000 komputer dilakukan dg assembly sendiri oleh 200 SMK. dan di th2009 dari SMK tersebut akan dipilih yang kualified u memproduksi komputer bagi SMK lainnya (& tdk menutup kemungkinan u SMA, SMP, SD). SMK lainnya melaksanakan Teaching Industri bidang Laptop (dibwh 5jt), CNC Miling (bisa 50% harga pasar) dan assembly motor indonesia (KANZEN-SMK) (sekitar 7jt/motor). Sekitar 10 SMK bidang pertanian, 90 SMK Hotel Training, 140 SMK bidang retail,
yang semua menjadi tempat teaching industri. Jadi selain Pasar umum, kita punya Pasar yang kita create sendiri, Dit. PSMK punya captive market dari jumlah siswa & guru yang tersebut di atas. untuk th 2009 tidak kurang dari 300rb laptop harus kita buat u siswa SMK SBI, sekitar jml yang sama untuk Komputer PC, kebutuhan Motor berkembang, kita dapat mengarahkan guru dan siswa u mengambil motor terrsebut dg bantuan kridit dg bunga yang jauh lebih murah dibanding yang lain. Untuk CNC ada sekitar 3000 SMK yang membutuhkan
CNC, dan produksi2 lain Dalam mendukung Program tersebut, Dit. PSMK mengeluarkan kebijakan "setiap pembelian alat untuk SMK (Selaian anggaran APBD I dan II juga masyarakata, Dit. PSMK mengalokasikan sekitar 70% dr total anggaran Dit. PSMK) harus beli produk dalam negeri, dan apabila ada penggunaan
tenaga ahli diprioritaskan tenaga ahli dalam negeri.
HERDIANA,ST IT - Dikmenjur - Depdiknas Komleks Depdiknas Senayan, Gdg. E Lt. 13 Jl Jenderal Sudirman - Senayan, Jakarta Pusat 10270
Telp. : 021-5734565, 021-5725466 Fax : 021-5725049 Hp. : 0815 71 46943 Email : herdiy@dikmenjur.net, herdiy@yahoo.com Website: http://www.dikmenjur.net http://peta.dikmenjur.net http://schomap.dikmenjur.net
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar