Mesin Angkudes Diproduksi di Tegal
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan prototipe mesin mobil untuk angkutan pedesaan (angkudes) berkomponen 100% lokal. Mesin tersebut saat ini mulai diproduksi di Tegal, Jateng.”Kami berawal mengembangkan mesin itu karena dokumennya sudah dimiliki. Mulai teknologi perancangan, desain, dan selanjutnya proses pembuatan,” kata Koordinator Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas) Engine BPPT, Dr I Nyoman Jujur, kemarin.
Menurut Nyoman, riset pembuatan mesin itu sudah dirintis cukup lama, yakni sejak 2002. Dimulai dengan tahapan membuat desain, komponen lokal, dan terutama bagaimana membuat pengecoran sehingga tidak bocor.
Selanjutnya, pengujian di laboratorium termodinamika BPPT di Serpong untuk memastikan prototipe tersebut sesuai dengan desain, sehingga mempunyai kinerja bagus dan andal yang teruji dalam skala laboratorium. ”Setelah mesin jadi, teknologi tersebut didifusikan pada suatu industri di Tegal. Sekarang sudah mulai tahapan produksi,” tandasnya.
Mesin bikinan Rusnas itu memilih volume silinder 500 cc, karena volume yang kecil tidak berbenturan dengan mesin lain yang sudah ada di pasaran, misalnya 1.000cc ke atas atau 200 cc ke bawah, sehingga diharapkan mempunyai ceruk pasar tersendiri.
Konsep awal dalam mendesain adalah mesin mempunyai kinerja (torsi) tinggi pada putaran rendah, sehingga bandel dan cocok untuk daerah pedesaan yang para pemakainya suka memberikan beban berlebih.
”Selain itu, multiguna. Bisa dipakai bukan saja untuk kendaraan pedesaan, tetapi juga untuk penggerak mesin pertanian, genset, alat angkut perairan, dan sebagainya,” tambah Nyoman.
Bahan baku mesin menggunakan aluminium paduan yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan besi tuang serta daya spesifik yang dihasilkan besar.
Mesin bukan berbahan bakar gasoline tetapi bisa gas dan bensin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar